Ghurur dan Ghoflah, Sumber Celaka
Dari kitab Muidzatul Mukminin, Kyai Ali Barqul 'Abid (Gus Ali) menjelaskan mengenai celakanya ghurur dan ghoflah bagi orang mukmin. Ghurur tertipu, terpedaya, atau dalam bahasa Jawa "keblithuk". Sedangkan ghoflah artinya lupa. Tertipu seakan dunia kekal sehingga terlena dan terlupa tidak maksimal menyiapkan akhiratnya. Kelebihan seorang mukmin dengan tidak membiarkan dirinya tertipu sehingga dia dapat menapaki kehidupan dengan lebih baik dan berbahagia. Inilah menurut beliau kunci keberuntungan, dan namanya kunci harus bisa diupayakan bahkan harus dimiliki bagi seorang mukmin. Tidak akan membiarkan dirinya tertipu, selalu hati-hati, berjaga-jaga, teliti, waspada penuh perhitungan dan berfikiran cerdik dalam setiap langkah yang diambilnya. Sementara bagi orang yang tiada beriman, akan membiarkan dirinya tertipu dengan karakter yang menandainya seperti sembrono, tanpa perhitungan, menggampangkan, lalai, sehingga menjadikan diri terancam, ce